AdSense

Minggu, 12 Oktober 2008

KETAHUILAH UMUR BAN ANDA

Menjelang Idul Fitri kemarin, seperti tahun tahun sebelumnya kembali dihebohkan dengan banyaknya produk makanan yang sudah expired (kadaluarsa) tapi masih beredar di pasar baik di pasar tradisional maupun di beberapa supermarket.

Padahal hampir di semua produk makanan yang beredar di pasar sudah ada masa kadaluarsa nya, tetapi kok masih ada saja membeli. Bagaimana jadi nya dengan produk yang tidak mencantumkan masa kadaluarsa nya ?

Lho apa hubungannya dengan Tyre ?

Saya pernah bertanya kepada salah satu engineer tyre dari merk ternama.
Pertanyaan saya simpel saja, adakah masa kadaluarsa ban ? Dijawab dengan cepat, PASTI ADA. Tetapi begitu masuk pertanyaan kedua, berapa lama masa kadaluarsa suatu ban ? Sulit bagi sang engineer memberikan jawaban pasti, misalnya 5 tahun, 10 tahun. Karena menurutnya banyak faktor yang mempengaruhi, misalnya iklim suatu negara, metode penyimpanan (terbuka, tertutup, berdiri, rebah) dll. Jadinya sampai saat ini saya belum dapat jawaban pastinya, dalam arti angka yang benar benar dikeluarkan oleh manufactur ban yang bersangkutan Di beberapa company ada yang memakai angka 5 tahun bahkan 10 tahun. Ketika ditanya dasar pemakaian angka itu, tetap saja tidak ada jawaban yang pasti. Lagi pula apakah pernah terjadi, satu ban tidak dipake pake selama 10 tahun ?

Berikutnya, bagaimana kita mengetahui sudah berapa lama suatu ban itu di produksi di pabriknya sono ? Apakah di ban nya sendiri ada tulisan yang menyatakan bahwa ban tersebut diproduksi tahun berapa ? Jawabannya ada, hanya saja tidak secara langsung menunjukkan tahun/bulan/tanggal, melainkan dengan kode angka atau huruf yang ada pada serial number ban tersebut.

Berikut panduan untuk mengetahui tahun produksi ban untuk merk Bridgestone, Good Year dan Michelin.

BRIDGESTONE
Contoh: Serial Number S6N004463
Keterangan : Huruf ”S” menunjukkan kode pabrik (Shimonoseki)
Angka ”6” menunjukkan tahun produksi tahun 2006
Huruf ”N” menunjukkan bulan produksi (Juli)
Angka ”00” menunjukkan compound/improvement compound
Angka ”4463” adalah sequence number.
Petunjuk/kode selengkapnya:


GOOD YEAR
Contoh: Serial Number 0506JC2351
Keterangan: Angka “05” menunjukan bulan produksi ( Mei/5)
Angka “06” menunjukkan tahun produksi (2006)
Huruf “JC” menunjukkan negara tempat produksi
Angka “2351” menunjukan sequence number
Petunjuk/kode selengkapnya :



MICHELIN
Contoh: Serial Number RLT0856T6A
Keterangan: Huruf “R” menunjukkan bulan produksi (R=Agustus)
Huruf “L” menunjukkan negara tempat produksi (L=USA)
Huruf ”T” menunjukkan tahun produksi (T=2006)
Huruf untuk kode tahun dan bulan dibagi 2 kelompok, yaitu kelompok pertama untuk ban yang di produksi di Spanyol dan Perancis, sedangkan yang kedua untuk Amerika Serikat.

Petunjuk/Kode selengkapnya.



Senin, 06 Oktober 2008

TAHUKAH ANDA BERAPA COST....


Pernahkah terpikir oleh Anda, berapakah harga yang kita keluarkan untuk ban setiap hari ?

Kita ambil contoh untuk unit Komatsu HD785 dengan tyre 27.00R49 dimana setiap unit membutuhkan 6 pcs tyre.
Saat ini harga tyre ukuran tersebut kira kira USD.12.000, berarti per unitnya cost tyre nya adalah 6 X 12.000 = USD.72.000. Saat ini umur rata rata umur dari tyre tersebut sekitar 8.000 – 10.000 jam pengoperasian, kita ambil nilai tengahnya berarti 9.000 jam.
Berarti setiap jam cost yang kita keluarkan untuk tyre adalah 72.000/9000 = USD 8/jam atau Rp.75.200/jam, atau jika per harinya dioperasikan selama 21 jam costnya menjadi Rp.1.579.200/hari.

Apa kah angka ini besar atau kecil, tentu jawabannya relatif, yang pasti kalau duitnya dari pribadi saya tentu ini angka yang sangat besar. Tetapi kalau dari perusahaan tambang tentu ini dianggap kecil, bukti nya untuk cost yang lebih besar saja masih mampu.

Misalnya kalau kita bandingkan dengan cost yang dikeluarkan untuk fuel dalam hal ini solar. Untuk unit yang sama (HD785) rata rata perjamnya menghabiskan 55-60 liter.
Harga solar untuk industri (non subsidi) saat ini di kisaran Rp.12.000 diterima di site.
Berarti cost solar per jam per unitnya adalah 60X12000 = Rp720.000/jam atau Rp.15.120.000/hari/unit. Wow..suatu angka yang sangat fantastis.., kalikan saja dengan jumlah unit yang ada di suatu site. Tidak heran jika persentase cost fuel merupakan cost yang paling besar dalam usaha kontraktor pertambangan.
Meskipun demikian, dunia tambang masih tetap favorit sampai saat ini artinya keuntungan yang didapatkan jauh lebih besar lagi.

Jumat, 03 Oktober 2008

BAGAIMANA MENENTUKAN TEKANAN ANGIN BAN ?


Tekanan angin adalah hal yang berpengaruh sangat besar terhadap tinggi rendahnya lifetime suatu ban. Oleh karena itu penentuan angka tekanan angin yang akan diberikan harus benar benar dilakukan secara tepat. Tekanan angin yang berlebihan berpengaruh buruk terhadap umur ban, dan sebaliknya kekurangan tekanan angin juga tidak kalah buruknya mempengaruhi penurunan umur ban.

Bagaimana cara menentukan tekanan ban ?
Setiap manufacturer ban sudah menyertakan data recommended pressure sesuai dengan pembebanan ban tersebut. Berikut adalah salah satu contoh cara menentukan tekanan suatu ban.
Kita akan menentukan tekanan angin ban untuk ukuran 27.00R49 dengan model unit Komatsu HD785 dan rata rata muatannya adalah 100 ton. Sebelum menentukan pembebanan aktual suatu ban, kita harus mengetahui berat unit HD785 pada saat kosongan atau biasa disebut Empty Vehicle Weight (EVW) dalam contoh ini adalah 80 ton. Selanjutnya juga kita butuh data distribusi beban antara front axle dengan rear axle pada saat kosongan maupun muatan, dalam contoh ini 45% vs 55% pada saat kosongan dan 28% vs 62% pada saat muatan. Data EVW dan distribusi beban ini bisa kita dapatkan dari specification book unit tersebut.

Dalam penentuan beban, tentu kita harus memakai data pembebanan yang paling tinggi, dalam hal ini adalah pada saat kondisi bermuatan.

Pada saat muatan, EVW + muatan adalah 100 + 70 = 170 ton disebut Gross Vehicle Weight. Distribusi beban di front axle adalah 28% x 170 = 47,6 ton. Karena di front axle ada 2 ban berarti masing masing ban menahan beban seberat 23,8 ton.

Distribusi beban di Rear axle adalah 62% X 170 = 105,4 ton. Karena di rear axle ada 4 ban berarti masing masing ban menahan beban seberat 26,35 ton.

Dari perhitungan tersebut kita dapatkan bahwa untuk setiap ban depan rata rata menahan beban seberat 23,8 ton, sedangkan ban belakang menahan beban seberat 26,35 ton. Angka ini kita gunakan untuk menentukan tekanan angin ban berdasarkan data tabel yang diberikan manufactur tersebut. Dalam hal ini angka tekanan angin untuk 23,8 ton adalah 88 psi, sedangkan untuk 26,35 ton adalah 98 psi.
Dalam prakteknya seringkali yang diambil adalah angka yang tertulis dalam tabel dalam hal ini adalah pembulatan ke atas sehingga untuk 23,8 ton adalah 91 psi dan untuk 26,35 ton tetap 98 psi.

Biasanya setiap manufacturer juga menyertakan data tekanan maximum yang bisa diberikan pada ban. Apabila dari perhitungan di atas kita mendapatkan angka yang lebih tinggi dari tekanan maximum yang diberikan manufacturer, maka kita harus konsultasikan kepada pihak manufactur yang bersangkutan.

Catatan:
Semua asumsi data diatas adalah hanya contoh, bukan angka yang sebenarnya.
Tabel yang digunakan dalam contoh diambil dari BSOTR Databook 2002
.