AdSense

Minggu, 30 November 2008

SCRAP TYRE ANALISYS (3) CENTRE WEAR


Yang dimaksud dengan kerusakan tyre CENTER WEAR adalah terjadinya keausan hanya pada sisi tengah ban saja, dan terjadi secara extreme, sedangkan pada sisi kiri dan sisi kanan keausannya normal (lihat foto). Mengapa bisa terjadi demikian ?


Overpressure pada tyre mengakibatkan kontak antara tyre dengan permukaan jalan semakin kecil (hanya pada bagian tengah), sehingga traksi yang dimiliki ban semakin berkurang. Akibatnya tyre sering mengalami spinning sehingga keausan terjadi lebih cepat pada bagian tengah ban.

Segera lakukan pengechekan pressure tyre unit yang masih running, dan pastikan pressurenya sudah tepat.
Untuk tyre nya sendiri, lakukan inspeksi, apakah masih layak untuk dilakukan proses retread/vulkanisir.

Jumat, 28 November 2008

SCRAP TYRE ANALISYS (2) SIDEWALL DAMAGE TYRE

Merupakan kerusakan yang terjadi pada sisi/dinding tyre. Kerusakan terjadi akibat terkena benda / material lain misalnya batuan. Kerusakan biasanya menyerupai sayatan, baik tegak lurus terhadap lingkaran ban, maupun sejajar.

Apa yang harus kita lakukan jika menemukan kondisi ini ?

Pertama sekali kita tetap harus memastikan apakah kerusakan yang terjadi masih dalam kategori repairable, atau tidak.
Kemudian yang kedua, karena kerusakan ini adalah kerusakan yang disebabkan oleh operasional, maka kita harus memastikan bahwa kondisi jalan, kondisi loading area, dumping area, semuanya bersih dari ceceran batuan atau material lain yang bisa melukai ban.
Setiap deviasi yang ditemukan harus langsung ditindak lanjuti pada saat itu juga untuk mencegah bertambahnya kerusakan pada tyre tyre yang lainnya.

Minggu, 23 November 2008

SCRAP TYRE ANALYSIS (1) IMPACT






Untuk tyre scrap kategori ini, tyre mengalami kerusakan karena terkena batu atau benturan keras. Hal ini biasanya terjadi ketika ban menginjak batu, ondulating road. Tekanan angin dalam ban yang berlebihan (over pressure) juga bisa mengakibatkan ban menjadi rawan terkena impact.

TINDAKAN yang perlu kita ambil adalah:

  • Pastikan apakah kerusakan yang terjadi masih repairable atau tidak.
  • Pastikan kondisi pressure ban actual di lapangan sudah sesuai dengan rekomendasi.
  • Pastikan kondisi operasional (Jalan, Loading point dan Dumping Point), serta cara pengoperasian sudah benar.

TYRE ENVIRONMENT REPORT

Umur ban yang tinggi merupakan harapan semua tyreman. Untuk mencapai hal tersebut sudah tentu semua faktor yang mempengaruhi umur ban harus mendapat perhatian yang seimbang. Seperti kita ketahui selain faktor pemilihan ban dan maintenance nya, umur ban juga sangat sangat dipengaruhi oleh faktor operasional dan user. Walaupun secara tanggung jawab area tersebut berada di bawah pengawasan departmen lain, namun sebagai seorang tyreman perlu adanya suatu control atau monitor terhadap faktor faktor tersebut, untuk memberikan feedback kepada department operation akan kondisi actual dan pengaruhnya terhadap performance ban itu sendiri.

Apa saja yang perlu kita monitor ?



1. Kondisi area Loading Point, Dumping Point maupun Hauling Road.
Tumpahan/ceceran material terutama material berukuran besar dan keras sering terjadi di area Loading Point, Dumping Point maupun Haul Road terutama di daerah tanjakan maupun tikungan tajam. Jangan segan segan untuk menghenikan sementara operasional jika menemukan kondisi ini. Ban yang masih baru sekalipun bisa mengalami kerusakan total bila menginjak batuan.
Kondisi jalan yang bergelombang (ondulating) juga akan meyebabkan kerusakan pada ban. Ingat !!!! Pada kondisi jalan yang bergelombang, muatan yang diterima beban bisa mencapai 200% dari muatan yang sebenarnya.
Genangan air di area jalan tambang termasuk yang harus dihindari, selain merusak jalan, kita juga tidak bisa mengetahui apa yang ada di dalam genangan air tersebut, bisa saja di dalamnya ada batuan yang berbahaya buat ban.
Pastikan kondisi saluran air di sisi kiri dan kanan jalan berfungsi dengan baik.




2. Driver Habit
Driver/pengemudi Dump Truck juga sangat besar pengaruhnya terhadap performa ban. Kebiasaan buruk yang sering terjadi adalah pelanggaran terhadap batas kecepatan maximum yang diijinkan, manuver yang terlalu tajam. Satu hal yang menjadi perhatian adalah pada saat mundur di area loading maupun damping. Keterbatasan pandangan yang hanya mengandalkan kaca spion mengakibatkan seringkali pada saat mundur untuk loading posisi ban belakang berada di atas batuan. Peran dari operator alat loading sangat diperlukan untuk memberikan informasi kepada pengemudi truck, apakah posisi mundur truck benar benar aman.


3. Lakukan random check terhadap muatan truck, cycle time dan jarak dari loading point menuju dumping point. Check TKPH actual dan bandingkan dengan TKPH ban yang running di unit.


4. Buatlah dokumentasi baik berupa foto maupun video untuk area / kondidi yang kita anggap jelek dan juga untuk area / kondisi yang kita anggap cukup bagus. Hal ini akan menjadi bahan bagi kita dalam pembuatan laporan, maupun sebagai bahan training/sosialisasi bagi departmen terkait.


5. Dan terakhir yang paling diperlukan adalah corrective action terhadap kondisi yang kita anggap dapat merusak ban. Lakukan tindakan segera, apabila kita memang dapat melakukannya. Tidak perlu harus menunggu membuat laporan resmi.

Minggu, 02 November 2008

SEKILAS TENTANG WARRANTY CLAIM TYRE


Akhir akhir ini semakin banyak saja pemain pemain baru yang muncul sebagai produsen ban, khususnya ban earthmover menawarkan produk nya ke konsumen nya yang ada di Indonesia. Sebut saja Techking, Magna, Belshina (dulu terbatas ban bias, sekarang memproduksi Radial juga) dan banyak lagi. Mereka datang dengan berbagai berbagai macam claim keunggulan dibanding produk lain, misalnya harga lebih murah, campuran rubber lebih unggul, jaminan warranty lebih tinggi dll.

Di satu sisi hal ini tentu membuat konsumen menjadi lebih banyak pilihan, namun di sisi lain kalau tidak dipertimbangkan dengan cermat bukan keuntungan, malah kerugian yang didapat.

Kali ini saya mencoba melihat dari satu sisi yaitu tawaran warranty.

Semua manufactur mengclaim, akan mengganti ban apabila mengalami kerusakan akibat kesalahan pabrik. Ada yang mengganti secara proporsional keterpakaian, ada yang mengclaim akan mengganti baru, bahkan ada juga yang mengganti dalam bentuk uang kembali (dikonversi dari nilai sisa ban).

Selama menjalani profesi sebagai tukang ban, saya sudah pernah mengajukan claim warranty ke 3 manufactur ternama dan mendampingi mereka melakukan inspeksi terhadap ban yang saya ajukan. Permasalahan yang selalu menjadi perdebatan adalah, membedakan antara kerusakan akibat manufactur atau kerusakan akibat operasional, dan dalam hali ini keputusan akhir tetap di pihak manufactur di negara asalnya sono, jadi masih harus menunggu beberapa minggu kemudian. Kemudian, inspeksi warranty belum dikaitkan dengan data spesifikasi yang dimiliki/ditawarkan oleh manufactur. Katakan suatu ban dinyatakan rusak diakibatkan oleh overspeeding, tetapi kita bisa tunjukkan data bahwa ban tersebut tidak mengalami overspeeding, namun tetap saja ban tersebut tidak bisa diclaim warranty. Demikian juga dengan ban ban yang mengalami heat separation yang secara teoritis langsung dinyatakan mengalami over TKPH., tetapi setelah kita buka data Payload Meter ternyata tidak.

Hal hal seperti ini lah yang perlu disuarakan oleh para konsumen kepada produsen, sehingga proses claim warranty bisa menjadi sesuatu yang menarik. Sehingga data data ataupun parameter yang ada di masing masing technical book bisa dpertanggung jawabkan dalam operasional. Dan satu lagi, proses claim warranty tidak lagi menjadi seperti hadiah dari manufactur untuk konsumen, tetapi merupakan tanggung jawab atas kelemahan dari produk yang dimiliki untuk di improve di masa selanjutnya.

Jadi sebelum Anda tergiur akan tawaran jaminan warranty claim suatu product, pastikan dulu bagaimana alur proses yang harus ditempuh untuk menmperoleh hasil yang maksimal.