BAN BIAS NAIK DAUN
Pada tahun 2004 (sebelum krisis tyre), hampir semua kontraktor utama di bidang pertambangan sudah menggunakan ban radial dalam operasionalnya. Bahkan di perusahaan tempat saya bekerja, ban bias sama sekali sudah tidak dipakai lagi untuk unit Haul Truck/Earthmover.
Tetapi krisis tyre membuat semuanya berubah drastis, karena ban radial susah didapat akhirnya ban bias juga menjadi rebutan, bahkan menjadi andalan. Dalam kondisi seperti ini sepertinya harga bukan lagi menjadi masalah, berapapun pasti di beli. Sungguh tidak masuk di akal ketika mendapat supply tyre bias (merknya juga baru kali itu saya dengar) dengan harga USD16000, padahal harga normal ban radial pada saat itu (th 2005) “hanya” sekitar USD6500. Pada saat itu pula saya mengenal ban ban dari merk yang sebelumnya belum pernah saya dengar seperti Belshina, Henan, Tianli, General, MRF dll.
Perbedaan spesifikasi antara ban bias dan radial membuat hampir semua tyreman yang sudah terbiasa dengan ban radial, kembali harus buka buku tentang bias dan coba cari cari bahan yang bisa dijadikan referensi. Banyak cara yang diambil untuk tetap bisa survive dengan ban bias, mulai dari pengurangan muatan, memperpendek jarak bahkan ada yang melakukan pengecheckan pressure tyre setiap jam sekali tergantung medan operasional yang dihadapi.
JASA REPAIR MENJAMUR, BAN SCRAP DICARI
BAJAK MEMBAJAK MEMBLUDAK
Krisis ban juga ternyata berdampak yang sangat besar bagi orang orang yang berkecimpung dengan ban itu sendiri. Setiap perusahaan berusaha merekrut tyreman yang dianggap terbaik untuk mendukung kelangsungan usahanya, di sisi lain tyreman juga pasti akan tertarik dengan penawaran kesejahteraan yang lebih baik. Tidak heran banyak tyreman yang pindah ke kompetitor, atau pindah dari user ban menjadi supplier, jasa repair bahkan menjadi konsultan ban. Namun satu hal, walaupun demikian sesama tyreman tetap saling berkomunikasi meskipun perusahaan tempat kerjanya merupakan kompetitor bagi perusaahaan lain.